Jumat, 27 November 2020

Perkembangan Bisnis Informatika di Masa Pandemi COVID-19


Pandemi virus Corona telah menghasilkan laju perubahan di dunia kerja yang didukung perkembangan teknologi. Sekitar hampir tiga bulan transformasi bekerja diubah menjadi bekerja dari rumah atau work from home. Bahkan bukan hanya di dunia kerja dalam dunia pendidikan juga mempraktikkan hal yang sama menjadi belajar dari rumah.

Pekerjaan jarak jauh telah membuat transformasi teknologi digital di dunia kerja jauh lebih maju dan terlihat jelas meski di tengah krisis virus.

Teknologi cloud yakni gabungan pemanfaatan teknologi komputer dan pengembangan berbasis Internet memungkinkan mendorong perubahan yang lebih cepat di dunia kerja. Meskipun banyak pemimpin bisnis yang mengatakan hal tersebut terlalu banyak mendulang risiko.

Teknologi Bekerja Jarak Jauh

Percepatan inovasi di dunia teknologi perangkat lunak dapat menjalankan pekerjaan dari jarak jauh dan menjaga pekerja tetap aman di tengah pandemi Corona. Maka dapat dikatakan teknologi clould atau kecerdasan buatan merupakan alat yang dapat menyelesaikan pekerjaan secara tidak langsung atau jarak jauh.

Contohnya di tengah pandemi Corona bahkan sebelum Corona berbagai sektor industri telah memperluas bisnisnya di berbagai wilayah, namun mereka tetap dapat mengontrol kinerja bisnisnya meskipun dari jarak jauh.

Keputusan Dibuat Berdasarkan Teknologi Analitik

Pandemi global virus korona telah membuat penawaran dan permintaan di banyak industri tidak stabil. Saat ini metode prediksi atau peramalan pada sektor bisnis tidak lagi berfungsi. Namun, teknologi analitik yang lebih banyak digunakan dalam dunia kerja. Metode ini diprediksi dapat memperkirakan masa depan berdasarkan data.

Teknologi analitik prediktif menggunakan data, algoritme statistik, dan teknik pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi kemungkinan hasil di masa mendatang berdasarkan data historis. Pengumpulan data berbasis cloud dan penyajian analitik data akan menghasilkan keputusan yang dapat dibuat lebih cepat dan lebih kolaboratif.

Wanita Lebih Banyak Berkotribusi

Perusahaan kini banyak merekrut perempuan dan lebih banyak berkontribusi. Perubahan kini mengarah pada peningkatan pada keragaman di tenaga kerja. Meskipun perempuan dinilai akan kesusahan saat mereka hamil dan memiliki anak.

Perusahaan terus membuka peluang nyata jika calon tenaga kerja memiliki bakat lebih.

Penilaian bakat pada pekerja saat ini memiliki cara baru. Kemampuan pekerja dapat diakses dan dilihat meskipun tidak datang ke kantor. Hal ini yang membedakan pekerja di perusahaan dan pekerja di lapangan, seperti pekerja manufaktur.

Mengutamakan Protokol Keselamatan

Keselamatan di dunia industri saat ini menjadi penting karena pandemi virus Corona masih berada di sekeliling Anda. Perusahaan harus mengumpulkan kiat keselamatan untuk pekerja selama di luar ruangan. Perusahaan dianjurkan untuk selalu banyak belajar tentang protokol keselamatan di dunia industri. Perusahaan tidak bisa membuka pabrik atau kantor tanpa protokol kesehatan dan keselamatan. Hal itu, untuk memberikan karyawan kepercayaan diri untuk kembali bekerja. Inovasi keselamatan perlu beralih dari dunia industri ke dunia kantor. Perubahan yang mungkin terjadi termasuk meningkatnya kebutuhan untuk sterilisasi UV, dan standar ventilasi dan pemurnian udara yang lebih tinggi, baik itu kantor, restoran, cafe atau hotel. Pandemi mendorong terjadinya banyak perubahan dan telah melahirkan norma dan praktik baru perekonomian. Krisis pandemi akan mentransformasi keseluruhan industri sampai di masa akan datang. Semua akan mengadopsi perkembangan cara-cara digital.

Data terbaru Kemenkominfo mengatakan bahwa pelaku bisnis UMKM yang sudah terkoneksi dalam pasar digital baru sekitar 14,6 persen, atau setara dengan 9,4 juta pelaku. Padahal, di Indonesia terdapat 64,2 juta pelaku UMKM. Secara nasional, sektor UMKM mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja dan berkontribusi terhadap 60,3 persen dari PDB.

Kemenkominfo memastikan sektor telekomunikasi mengalami pertumbuhan positif. Pada kuartal I tumbuh mencapai 9,6 persen. Di kuartal II kembali naik di angka 10,88 persen.

“Sektor digital dan infokom (informasi dan komunikasi) menyimpan peluang yang begitu besar dalam pengembangannya di masa sekarang dan akan datang. Sektor infokom satu-satunya yang tumbuh positif bahkan dalam dua digit di Kuartal II 2020, yaitu 10,88 persen,” ujar Staf Khusus Menteri Kominfo, Dedy Permadi dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Sabtu (12/9/2020).

Telekomunikasi memang masih sangat potensial untuk dikembangkan dan masih menyimpan optimisme yang sangat tinggi di tengah pandemi. “Di saat sektor lain sedang lesu, sektor ini masih bisa bertahan bahkan tumbuh dengan nilai yang cukup signifikan. Nah, 10,88 persen ini berkontribusi terhadap 4,66 persen pada PDB. Dibandingkan dengan 2019, meningkat 1,2 persen,” ungkap Dedy.

Melihat struktur ekonomi digital di Indonesia, pada tahun 2019, ekonomi digital memiliki valuasi sekitar USD 40 miliar. Ini sama artinya berkontribusi pada sekitar 11 persen dari total PDB, dengan pertumbuhan sekitar 49 persen per tahun. “Ini pertumbuhan yang luar biasa besar. Ada optimisme di tahun 2025 nanti valuasi ekonomi digital kita akan bernilai antara USD 130-140 miliar,” paparnya.

Tren positif pertumbuhan ekonomi di sektor telekomunikasi tidak lepas dari meningkatnya penggunaan jaringan data internet. Sejak pandemi melanda Indonesia, kebijakan pembatasan sosial diberlakukan, traffic penggunaan data internet mengalami kenaikan mencapai 10-30 persen. Peningkatan itu di antaranya terkonsentrasi pada penggunaan media sosial, streaming, aplikasi layanan video-conference, belajar online, dan games.

“Sinyal 4G baru menjangkau 49,33 persen dari luas wilayah daratan di Indonesia. Artinya, separuh lebih wilayah Indonesia belum ter-cover oleh sinyal 4G. Sedangkan dari total desa/kelurahan, ada 12.548 yang belum terjangkau sinyal 4G. Dari jumlah itu, 9.113 desa/kelurahan berada di wilayah 3T (terluar, tertinggal, terdepan),” jelas Dedy Permadi.

Pemerataan Infrastruktur

Dengan kebutuhan ekonomi yang sangat menggantungkan teknologi seperti sekarang, pemerintah memiliki pekerjaan rumah untuk memastikan seluruh bagian wilayah Indonesia bisa ter-cover.

“Untuk coverage, kami melihatnya pada populasi. Kalau secara geografis masih kurang dari 50 persen. Kalau populasi, jaringan 4G kita sudah 95 persen. Kami bersama berbagai operator seluler yang ada ikut membantu agar nantinya desa yang sekarang ini belum ter-cover bisa segera mendapatkan sinyal 4G,” jelas Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah.

“(Untuk coverage) ada sekitar 3.400-an desa yang non-3T, ada yang di tengah Jawa. Tapi memang kondisinya cukup challenging. Tapi kita akan siap bangun. Dan nanti juga pada saatnya mungkin menggunakan satelit untuk menjangkau mereka,” ujarnya.

Industri telekomunikasi memiliki mencakup bisnis cukup luas. Perkembangan ekonomi digital yang terus pesat di Indonesia sangat bergantung pada sektor telekomunikasi.

“Secara umum, di Indonesia masih ada sekitar 30 persen orang yang belum menggunakan smartphone. Ini menjadi pe-er kita bersama bagaimana mereka bisa menggunakan smartphone sehingga bisa mengikuti berbagai kegiatan. Mungkin perlu pemerintah mendorong industri lokal untuk membuat smartphone murah,” ungkap Ririek.

“Akses adalah langkah pertama. Ketika masyarakat sudah mendapatkan akses, apa yang akan mereka lakukan itu menjadi penting. Dari kami, fokusnya adalah bagaimana masyarakat bisa produktif dengan akses internet yang mereka miliki. Bisa berinvestasi, atau kalau mereka pelaku usaha, mereka bisa mendapatkan modal,” ungkap co-founder Komunitas Modal Rakyat, Wafa Taftazani.

Memang dalam beberapa tahun belakangan, beragam start-up bisnis yang berbasis teknologi informasi bermunculan. Selain rintisan bisnis permodalan peer-to-peer tersebut, salah satu perusahaan yang berkembang adalah Ruangguru, yang menyediakan pendidikan online bagi masyarakat.

“Masalahnya mirip ya. Akses internet adalah tantangan terbesar. Indonesia wilayahnya sangat luas. Kualitas internetnya belum merata,” ujar co-founder Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara.

Transformasi digital adalah salah satu skema percepatan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi. Pelaku usaha diharapkan bisa beradaptasi dengan transaksi pasar digital.

 

Referensi: 

1. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5059998/6-perubahan-dunia-kerja-dan-teknologi-di-tengah-corona/2 

2. http://infopublik.id/kategori/nasional-ekonomi-bisnis/480433/pasar-digital-berkembang-pesat-saat-pandemi-covid-19?show=