Senin, 30 Oktober 2017

Seandainya Saya Menjadi Kepala Desa





“Seandainya saya menjadi kepala desa”. Mungkin sebagian dari kita akan langsung berkhayal tentang membangun sebuah desa, mengembangkannya, dan mengatur desa tersebut sedemikian rupa seperti apa dan mau dijadikan seperti apa desa itu, yang biasanya kita temukan di dalam game. Tapi pada realitanya membangun desa itu tidak semudah membalikkan telapak tangan ataupun hanya memainkannya seperti sebuah permainan atau game. Pada dasarnya kita harus tahu poin-poin penting pada saat ingin membangun sebuah desa, diantaranya bagaimana keadaan geografisnya, sumber daya alamnya, dan sumber daya manusianya yang berada di desa tersebut. Apabila kita telah mengetahui poin poin pentingnya, maka saatnya kita memberikan ide atau gagasan kita untuk membangun desa tersebut agar desa desa yang ingin kita bangun maju dan seluruh aspek dan bidang yang ada di desa itu dapat digunakan secara maksimal.

Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan ide dan gagasan saya tentang sebuah desa yang akan saya bangun, seandainya saya menjadi kepala desa. Saya terlebih dahulu akan memfokuskan perkembangan desa di bidang pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan teknologi, karena menurut saya di zaman gobalisasi ini semua kegiatan menjadi mudah bila dibantu dengan teknologi.

Pertama, saya akan membuat sebuah PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) mini jika desa tersebut di daerah yang panas, PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) mini apabila di desa tersebut debit air sungainya cukup deras, dan Pembangkit Listrik Menggunakan Kincir Angin apabila angin di desa tersebut cukup besar untuk memberi penerangan. Kenapa saya memilih tiga opsi untuk membuat listrik di awal pembangunan desa tersebut, karena dengan adanya penerangan maupun listrik maka pekerjaan di desa terssebut tidak akan terhambat dengan waktu (malam). Sehingga pada saat malam pun warga masih bisa beraktivitas.

Kedua, saya akan membangun sarana dan prasana transportasi, seperti jalan agar perjalanan semakin singkat, kita tidak perlu berkeliling-keliling dulu untuk sampai ke sebuah tempat, lalu dengan adanya jalan, perkembangan ekonomi di desa akan semakin meningkat, karena perjalanan dari desa ke kota akan terasa cepat, sehingga petani, nelayan, atupun pengerajin di desa yang akan saya bangun akan mudah berpergian untuk berdagang.

Ketiga, saya akan membuat tower sinyal agar warga didesa yang akan saya bangun bisa beradaptasi dengan mudah di zaman globalisasi ini, karena informasi akan sangat mudah didapat, dan bisa jadi akan membuat warga desa semakin kreatif dalam melakukan pekerjaannya sehingga taraf ekonomi di desa tersebut meningkat.

Keempat, saya akan membangun sekolah yang telah difasilitasi dengan teknologi, sehingga anak-anak murid di desa yang akan saya bangun lebih memahami apa yang akan diterangkan oleh guru, karena sarana dan prasarana di desa yang akan saya bangun telah lengkap, dan membuat anak-anak murid lebih kreatif.

Kelima, saya akan membuat festifal-festifal budaya di desa yang akan saya bangun, agar warga desa tersebut tiidak melupakan budayanya sendiri dan terhasut dengan budaya budaya asing yang berlawanan dengan budaya desa tersebut.

Mungkin cukup sampai lima saja ide dan gagasan tentang desa yang akan saya bangun, semoga dikemudian hari ataupun suatu saat nanti bisa terwujud.

Senin, 02 Oktober 2017

Dampak Masuknya Budaya Barat serta Kaitannya dengan Remaja yang ada di Masyarakat


Budaya adalah suatu kebiasaan yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari beberapa unsur, seperti agama, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.Indonesia sendiri merupakan negara di bagian timur yang menganut kebudayaan timur yang biasanya bersumber dari unsur agama. Oleh sebab itu indonesia lebih menekankan disiplin, kerohanian, perasaan, pengendalian diri, sederhana, gotong-royong, dan menjaga keharmonisan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan.

Lalu dengan semakin berkembangnya zaman, maka muncul lah sebuah fenomena yang dinamakan globalisasi. Dengan adanya globalisasi ini kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia semakin berkembang dengan pesat. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan seperti mabuk-mabukan, clubbing, memakai pakaian ketat, bahkan berciuman di tempat umum seperti sudah biasa di Indonesia.

Kebudayaan orang-orang barat tersebut kebanyakan sifatnya negatif dan biasanya cenderung merusak dan telah menjadi suatu kebiasaan yang membudaya. Sehingga melanggar norma-norma yang berlaku dan mempengaruhi kebudayaan bangsa indonesia yang ketimuran.
Tetapi tidak semua kebudayaan asing yang masuk ke indonesia bersifat negatif, karena ada juga sisi positif dari masuknya budaya asing tersebut. 

Dampak Kebudayaan Barat di Indonesia

1. Dampak Positif

a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya globalisasi dalam budaya, membuat pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional (percaya akan mitos dan tahayul) menjadi rasional (karena dapat membuktikannya secara ilmiah)

b. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
 Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam melakukan aktivitas.

c. Tingkat Kehidupan yang Lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi, sarana, dan prasarana yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi angka penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2. Dampak Negatif

a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.

b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka juga adalah makhluk sosial.

c. Gaya Hidup Kebarat-Baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli, seperti anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, remaja lebih menyukai tarian dan lagu barat dibandingkan dengan tarian dari Indonesia dan lagu-lagu Indonesia. Hal ini terjadi karena kita sebagai penerus bangsa tidak bangga terhadap bangsa kita sendiri.

d. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah penyimpangan perilaku yang dilakukan generasi muda (sekelompok remaja). Misalnya tawuran, pergaulan bebas, perusakan barang milik masyarakat, penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika serta obat-obatan terlarang.

Cara Membentengi Diri agar Tidak Terpengaruh Budaya Barat yang Bersifat Negatif

a. Mempertebal keimanan dan meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan agama, kita dapat mengontrol dan mengendalikan efek negatif yang ditimbulkan globalisasi.

b. Belajar dengan giat untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar siap dan
dapat berperan maksimal dalam menjalani era globalisasi.

c. Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan sebaik-baiknya.

d. Memperluas wawasan tentang globalisasi. Misalnya dengan rajin membaca koran dan
menyimak berita di televisi atau internet.