Minggu, 18 Maret 2018

Kebudayaan Daerah Minangkabau Sumatera Barat


Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang kebudayaan yang ada di Sumatera Barat. Sumatra Barat adaah salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak di pulau Sumatra dan beribu kotakan Padang. Daerah ini berbatasan langsung dengan Samudra Hindia dan memiliki identik dengan sebutan kota Minangkabau, dan memiliki aneka ragam kesenian dan kebudayaan yang unik dari daerah ini. Kali ini saya akan mencoba untuk menjelaskan dan meyebutkan beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Sumatra Barat kota Padang ini.

Suku dalam Etnis Minangkabau

Dalam etnis Minangkabau terdapat banyak klan, yang oleh orang Minang sendiri hanya disebut dengan istilah suku. Beberapa suku besar mereka adalah suku Piliang, Bodi Caniago, Tanjuang, Koto, Sikumbang, Malayu, Jambak; selain terdapat pula suku pecahan dari suku-suku utama tersebut. Kadang beberapa keluarga dari suku yang sama, tinggal dalam suatu rumah yang disebut Rumah Gadang. Di masa awal terbentuknya budaya Minangkabau, hanya ada empat suku dari dua lareh (laras) atau kelarasan . Suku-suku tersebut adalah:

• Suku Koto
• Suku Piliang
• Suku Bodi
• Suku Caniago

Dalam masa selanjutnya, munculah satu kelarasan baru bernama Lareh Nan Panjang, diprakarsai oleh Datuk Sakalok Dunia nan Bamego-mego. Sekarang suku-suku dalam Minangkabau berkembang terus dan sudah mencapai ratusan suku, yang terkadang sudah sulit untuk mencari persamaannya dengan suku induk. Di antara suku-suku tersebut adalah:

• Suku Tanjung
• Suku Sikumbang
• Suku Sipisang
• Suku Bendang
• Suku Melayu (Minang)
• Suku Guci
• Suku Panai
• Suku Jambak
• Suku Kutianyie atau Suku Koto Anyie
• Suku Kampai
• Suku Payobada
• Suku Pitopang atau Suku Patopang
• Suku Mandailiang
• Suku Mandaliko
• Suku Sumagek
• Suku Dalimo
• Suku Simabua
• Suku Salo
• Suku Singkuang atau Suku Singkawang

Ciri Khas Suku Bangsa Minangkabau

Ciri khas dari suatu suku minangkabau dapat dilihat dari beberapa bidang, diantaranya:

1.      Bahasa Minangkabau
Bahasa Minangkabau merupakan bahasa yang digunakan oleh suku bangsa Minangkabau. Bahasa Minangkabau mempunyai kemiripan dengan bahasa melayu, tetapi terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa bahasa Minangkabau merupakan bahasa mandiri yang tidak diambil dari bahasa lain. Kendati terdengar rumit, bahasa Minangkabau ternyata cukup mudah dikuasai oleh orang di luar suku Minangkabau.

2.      Kepercayaan Suku Minangkabau
Sebagian besar suku Minangkabau merupakan penganut agama Islam. Suku Minangkabau merupakan penganut Islam yang taat. Hal ini dibuktikan dengan upacara-upacara adat di Sumatera Barat yang masih berkaitan dengan agama Islam, seperti perayaan pernikahan, Idul Fitri dan sebagainya. Agama Islam di suku Minangkabau dibawa oleh para pedagang yang berasal dari Timur Tengah. Sebenarnya kepercayaan asli dari suku Minangkabau adalah kepercayaan animisme dan dinamisme, namun kepercayaan ini berganti setelah terjadi revolusi budaya pasca terjadinya perang Padri tahun 1837. Perang Padri menandai dirombaknya budaya dan tradisi serta kepercayaan suku Minangkabau secara keseluruhan.

3.      Adat Matrilineal Suku Minangkabau
Adat dalam suku Minangkabau memiliki keunikan dari suku bangsa lain. Jika suku bangsa di pulau Jawa menganut adat patrilineal, suku Minangkabau malah menganut adat matrilineal. Adat ini merupakan adat yang masih dipegang teguh oleh suku Minang kendati Islam sudah menjadi landasan adat. Adat matrilineal merupakan penghitungan garis keturunan pada sang ibu atau pihak perempuan. Hal ini menjadi kontras jika dibandingkan dengan adat Islam yang menyandarkan garis keturunan pada sang ayah atau pihak laki-laki. Adat matrilineal ini mengakibatkan sistem pewarisan dan pengaturan rumah tangga akan diatur oleh pihak perempuan.

Kesenian Suku Minangkabau diantaranya :

      1. Tari Pasambahan
Merupakan salah satu seni tari tradisional dari suku minangkabau yang sangat khas. Pada mulanya tarian ini merupakan tari yang biasa dibawakan untuk acara penyambutan tamu agung sebagai ungkapan rasa hormat. Namun pada saat ini tarian ini juga biasa dipertunjukan untuk menghibur masyarakat.

      2. Tari Piring
Berasal dari bahasa minangkabau ‘Tari Piriang’ yang berarti menari dengan piring. Merupakan salah satu seni tari tradisional di Minangkabau yang berasal dari Kota Solok, Sumatera Barat. Piring yang biasa digunakan sebagai alas makan menjadi media utama dalam tarian ini.

      3. Silek
Adalah kesenian sejenis silat atau beladiri yang berasal dari Minangkabau. Kesenian merupakan warisan turun temurun yang diwariskan oleh luluhur dari generasi ke generasi. Kesenian bela diri yang juga dikenal dengan Silek Tuo ini diebut-sebut berbahaya karena gerakannya dapat mematahkan kepala orang hanya dalam beberapa detik saja.

      4. Randai
Adalah permainan tradisional Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dan membentuk lingkaran. Setelah membuat lingkaran, para pemain akan melangkahkan kaki secara perlahan-lahan sembari menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian. Nyanyain tersebut dibawakan secara bergantian oleh para pemainnya. Permainan ini menggabungkan seni musik, tari dan gerakan silat.

      5. Salawat Dulang
Atau biasa disebut juga Salawek Talam merupakan sastra lisan yang bertema islam khas Minangkabau. Biasanya sastra lisan ini akan dibawakan oleh dua orang yang membacakan hafalan teks sembari diiringi oleh tabuhan dulang. Isi dari salawat dulang ini merupakan percakapan sehari-hari, namun menarik karena bersiat saling serang.

Sifat-sifat yang biasa dimiliki oleh masyarakat Minangkabau diantarannya:


            1. Hiduik Baraka, Baukue Jo Bajangko
Dalam menjalankan hidup dan kehidupan, orang Minang dituntut untuk selalu memakai akalnya. Berukur dan berjangka artinya harus mempunyai " rencana yang jelas dan perkiraan yang tepat".

      2. Malu Jo Sopan / Baso Basi
Adat Minang mengutamakan sopan santun dalam pergaulan. Budi pekerti yang tinggi menjadi salah satu ukuran martabat seseorang. Etika pula menjadi salah satu sifat yang harus di miliki oleh setiap individu Minang.

            3. Tenggang Raso
Perasaan manusia halus dan sangat peka. Tersinggung sedikit dia akan terluka, perih dan pedih... Pergaulan yang baik adalah pergaulan yang dapat menjaga perasaan orang lain. Kalau sampai perasaan terluka bisa membawa bencana. Kerana itu adat mengajarkan supaya kita selalu berhati-hati dalam pergaulan, baik dalam ucapan, tingkah laku maupun perbuatan jangan sampai menyinggung perasaan orang lain. Tenggang rasa adalah salah satu sifat yang dianjurkan oleh adat Minang.

                    4. Setia / Loyal
Yang dimaksudkan dengan setia adalah teguh hati, merasa senasib dan menyatu dalam lingkungan kekerabatan. Sifat ini menjadi sumber dari lahirnya sifat setia kawan, cinta kampung halaman, cinta tanah air dan cinta bangsa. Dari sini pula akan lahir sikap saling membantu, saling membela dan saling berkorban untuk sesama mereka.

            5. Adil
Yang dimaksudkan dengan bersifat adil adalah mengambil sikap yang tidak berat sebelah dan berpegang teguh kepada kebenaran. Bersikap adil semacam ini sangat sulit di laksanakan bila berhadapan dengan dunsanak sendiri. Ini kerana adanya pepatah adat yang lain yang berbunyi " adat dunsanak, dunsanak patahankan ". Menghadapi dua keadaan yang kontroversi ini, orang Minang harus pandai-pandai membawa diri dan harus bijaksana.