Kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Pada kesempatan kali ini saya akan
membahas tentang kebudayaan yang ada di Sumatera Barat. Sumatra Barat adaah
salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak di pulau Sumatra dan
beribu kotakan Padang. Daerah ini berbatasan langsung dengan Samudra Hindia dan
memiliki identik dengan sebutan kota Minangkabau, dan memiliki aneka ragam
kesenian dan kebudayaan yang unik dari daerah ini. Kali ini saya akan mencoba
untuk menjelaskan dan meyebutkan beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di
Sumatra Barat kota Padang ini.
Suku dalam Etnis
Minangkabau
Dalam etnis Minangkabau terdapat banyak
klan, yang oleh orang Minang sendiri hanya disebut dengan istilah suku.
Beberapa suku besar mereka adalah suku Piliang, Bodi Caniago, Tanjuang, Koto, Sikumbang,
Malayu, Jambak; selain terdapat pula suku pecahan dari suku-suku utama
tersebut. Kadang beberapa keluarga dari suku yang sama, tinggal dalam suatu rumah
yang disebut Rumah Gadang. Di masa awal terbentuknya budaya Minangkabau, hanya
ada empat suku dari dua lareh (laras) atau kelarasan . Suku-suku tersebut
adalah:
•
Suku Koto
• Suku Piliang
• Suku Bodi
• Suku Caniago
• Suku Piliang
• Suku Bodi
• Suku Caniago
Dalam masa selanjutnya, munculah satu
kelarasan baru bernama Lareh Nan Panjang, diprakarsai oleh Datuk Sakalok Dunia
nan Bamego-mego. Sekarang suku-suku dalam Minangkabau berkembang terus dan
sudah mencapai ratusan suku, yang terkadang sudah sulit untuk mencari
persamaannya dengan suku induk. Di antara suku-suku tersebut adalah:
• Suku Tanjung
• Suku Sikumbang
• Suku Sipisang
• Suku Bendang
• Suku Melayu (Minang)
• Suku Guci
• Suku Panai
• Suku Jambak
• Suku Kutianyie atau Suku Koto Anyie
• Suku Kampai
• Suku Payobada
• Suku Pitopang atau Suku Patopang
• Suku Mandailiang
• Suku Mandaliko
• Suku Sumagek
• Suku Dalimo
• Suku Simabua
• Suku Salo
• Suku Singkuang atau Suku Singkawang
Ciri Khas
Suku Bangsa Minangkabau
Ciri
khas dari suatu suku minangkabau dapat dilihat dari beberapa bidang,
diantaranya:
1.
Bahasa Minangkabau
Bahasa Minangkabau merupakan bahasa yang
digunakan oleh suku bangsa Minangkabau. Bahasa Minangkabau mempunyai kemiripan
dengan bahasa melayu, tetapi terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa
bahasa Minangkabau merupakan bahasa mandiri yang tidak diambil dari bahasa
lain. Kendati terdengar rumit, bahasa Minangkabau ternyata cukup mudah dikuasai
oleh orang di luar suku Minangkabau.
2.
Kepercayaan Suku Minangkabau
Sebagian besar suku Minangkabau merupakan
penganut agama Islam. Suku Minangkabau merupakan penganut Islam yang taat. Hal
ini dibuktikan dengan upacara-upacara adat di Sumatera Barat yang masih
berkaitan dengan agama Islam, seperti perayaan pernikahan, Idul Fitri dan
sebagainya. Agama Islam di suku Minangkabau dibawa oleh para pedagang yang
berasal dari Timur Tengah. Sebenarnya kepercayaan asli dari suku Minangkabau
adalah kepercayaan animisme dan dinamisme, namun kepercayaan ini berganti
setelah terjadi revolusi budaya pasca terjadinya perang Padri tahun 1837.
Perang Padri menandai dirombaknya budaya dan tradisi serta kepercayaan suku
Minangkabau secara keseluruhan.
3.
Adat Matrilineal Suku Minangkabau
Adat dalam suku Minangkabau memiliki keunikan
dari suku bangsa lain. Jika suku bangsa di pulau Jawa menganut adat patrilineal, suku Minangkabau malah
menganut adat matrilineal. Adat ini merupakan adat yang masih dipegang teguh
oleh suku Minang kendati Islam sudah menjadi landasan adat. Adat matrilineal
merupakan penghitungan garis keturunan pada sang ibu atau pihak perempuan. Hal
ini menjadi kontras jika dibandingkan dengan adat Islam yang menyandarkan garis
keturunan pada sang ayah atau pihak laki-laki. Adat matrilineal ini
mengakibatkan sistem pewarisan dan pengaturan rumah tangga akan diatur oleh
pihak perempuan.
Kesenian Suku Minangkabau diantaranya :
1. Tari Pasambahan
Merupakan salah satu seni tari tradisional dari
suku minangkabau yang sangat khas. Pada mulanya tarian ini merupakan tari yang
biasa dibawakan untuk acara penyambutan tamu agung sebagai ungkapan rasa
hormat. Namun pada saat ini tarian ini juga biasa dipertunjukan untuk menghibur
masyarakat.
2. Tari Piring
Berasal dari bahasa minangkabau ‘Tari Piriang’
yang berarti menari dengan piring. Merupakan salah satu seni tari tradisional
di Minangkabau yang berasal dari Kota Solok, Sumatera Barat. Piring yang biasa
digunakan sebagai alas makan menjadi media utama dalam tarian ini.
3. Silek
Adalah kesenian sejenis silat atau beladiri yang
berasal dari Minangkabau. Kesenian merupakan warisan turun temurun yang
diwariskan oleh luluhur dari generasi ke generasi. Kesenian bela diri yang juga
dikenal dengan Silek Tuo ini diebut-sebut berbahaya karena gerakannya dapat
mematahkan kepala orang hanya dalam beberapa detik saja.
4. Randai
Adalah permainan tradisional Minangkabau yang
dimainkan secara berkelompok dan membentuk lingkaran. Setelah membuat
lingkaran, para pemain akan melangkahkan kaki secara perlahan-lahan sembari
menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian. Nyanyain tersebut dibawakan secara
bergantian oleh para pemainnya. Permainan ini menggabungkan seni musik, tari
dan gerakan silat.
5. Salawat Dulang
Atau biasa disebut juga Salawek Talam merupakan
sastra lisan yang bertema islam khas Minangkabau. Biasanya sastra lisan ini
akan dibawakan oleh dua orang yang membacakan hafalan teks sembari diiringi
oleh tabuhan dulang. Isi dari salawat dulang ini merupakan percakapan
sehari-hari, namun menarik karena bersiat saling serang.
Sifat-sifat yang biasa dimiliki oleh masyarakat Minangkabau diantarannya:
1. Hiduik Baraka, Baukue Jo Bajangko
Dalam menjalankan
hidup dan kehidupan, orang Minang dituntut untuk selalu memakai akalnya.
Berukur dan berjangka artinya harus mempunyai " rencana yang jelas dan
perkiraan yang tepat".
2. Malu Jo Sopan / Baso Basi
Adat Minang
mengutamakan sopan santun dalam pergaulan. Budi pekerti yang tinggi menjadi
salah satu ukuran martabat seseorang. Etika pula menjadi salah satu sifat yang
harus di miliki oleh setiap individu Minang.
3. Tenggang Raso
Perasaan manusia
halus dan sangat peka. Tersinggung sedikit dia akan terluka, perih dan pedih...
Pergaulan yang baik adalah pergaulan yang dapat menjaga perasaan orang lain.
Kalau sampai perasaan terluka bisa membawa bencana. Kerana itu adat mengajarkan
supaya kita selalu berhati-hati dalam pergaulan, baik dalam ucapan, tingkah
laku maupun perbuatan jangan sampai menyinggung perasaan orang lain. Tenggang
rasa adalah salah satu sifat yang dianjurkan oleh adat Minang.
4. Setia / Loyal
Yang dimaksudkan
dengan setia adalah teguh hati, merasa senasib dan menyatu dalam lingkungan
kekerabatan. Sifat ini menjadi sumber dari lahirnya sifat setia kawan, cinta
kampung halaman, cinta tanah air dan cinta bangsa. Dari sini pula akan lahir
sikap saling membantu, saling membela dan saling berkorban untuk sesama mereka.
5. Adil
Yang dimaksudkan
dengan bersifat adil adalah mengambil sikap yang tidak berat sebelah dan
berpegang teguh kepada kebenaran. Bersikap adil semacam ini sangat sulit di
laksanakan bila berhadapan dengan dunsanak sendiri. Ini kerana adanya pepatah
adat yang lain yang berbunyi " adat dunsanak, dunsanak patahankan ".
Menghadapi dua keadaan yang kontroversi ini, orang Minang harus pandai-pandai
membawa diri dan harus bijaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar